Senin, 18 November 2013

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK A MELALUI KEGIATAN SENAM PAGI DI TK KARTIKA IV-9 SURABAYA
ABSTRAK
Anak usia dini mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Selain itu ditambah pula dengan kesenangannnya dalam bereksplorasi dan seperti tak mengenal rasa takut, maka segala gerakan yang diajarkan pada anak akan dianggap sebagai satu permainan yang menyenangkan. Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan.
Perkembangan motorik masing-masing individu berbeda satu sama lainnya. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau keterampilan motorik anak.
Motorik kasar sangat berpengaruh dalam kehidupan di masa depan seorang anak karena awal dari pergerakan seluruh tubuh yang terkoordinasi oleh otak sehingga menghasilkan gerakan yang baik. Kegiatan senam pagi ini menjadikan anak untuk memulai aktivitas dengan semangat dan bahagia.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan yang unik, karena proses perkembangnya (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan Golden Age (masa peka). Golden age merupakan waktu paling tepat untuk membrtikan bekal yang kuat kepada anak. pada masa peka, kecepatan perkembangan otak anak selama hidupnya. Artinya, golden age merupakan masa yang sangat tepat untuk menggali segala potensi kecerdasan anak sebanyak-banyaknya (Slamet Suyanto, 2003: 6)
Dalam masa peka ini pemberian stimulasi yang benar dan tepat sangat dibutuhkan. Sehingga menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun  2003 tetang sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 (Depdiknas, 2003) menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu uapaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Selain itu ditambah pula dengan kesenangannnya dalam bereksplorasi dan seperti tak mengenal rasa takut, maka segala gerakan yang diajarkan pada anak akan dianggap sebagai datu permainan yang menyenangkan.
Di dalam suatu perkembangan, keadaan fisik motorik seorang anak memang sangat menjadi perhatian dan menjadi suatu pembahasan, sebab proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Dalam kaitannya dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama berkaitan dengan fisik dan intelektual anak. Demikian pun dalam kaitan dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama dengan kaitan fisik dan intelektual anak.
B.    RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan laporan ini, saya mengangkat permasalahan yang dihadapi oleh TK yaitu:
1.     Apa kemampuan fisik motorik anak usia dini?
2.     Bagaimana kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun?
3.     Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun?
C.    TUJUAN
1.     Mengetahui kemampuan fisik motorik anak usia 4-5 tahun.
2.     Mengetahui kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun.
3.     Mengetahui cara meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun.

D.    METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan metode pengumpulan data:
1.     Kepustakaan
Dalam hal ini, penulis merujuk pada buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan.
a.      Data Lapangan
Data lapangan yang meliputi:
1)     Observasi
Teknik  Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan secara langsung  yaitu pengamat berada langsung  bersama objek yang diselidiki dan tidak langsung yakni pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang diselidiki (Ahmad Tanzeh, 1997)
2)     Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara di penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. Meskipun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, tetapi wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian
3)     Dokumentasi
Metode Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya (Margono, 2007).










BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Kemampuan Fisik Motorik Anak Usia Dini
Motorik berasal dari kata motor, yakni gerak, seiring dengan hal tersebut Muhibbin (dalam Samsuddin, 2008:10) menyebutkan motorik dengan istilah motor, menurutnya motor diartikan sebagai istilah yang menunjukkan pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot tangan, kaki dan koordinasi mata yang di gerakkan. Menurut Hurlock (Kariyanik, 2012) motorik merupakan gerakan jasmaniah yang terjadi karena adanya koordinasi pusat syaraf, urat syaraf, dan otot. Dapat diartikan bahwa motorik merupakan sebuah kegiataan yang terjadi karena adanya koordinasi antara otak, syaraf dan otot sehingga tercipta gerakan yang terkoordinasi.
Berbicara mengenai motorik, tidak dapat dipisahkan dari gerak,gerak merupakan unsur utama dalam perkembangan motorik anak. gerak tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, karena sebagian besar aktivitas sehari-hari membutuhkan gerak. Selain itu gerak merupakan kehidupan. Tanpa bergerak manusia akan mati.
Menurut Delphie (2006) terdapat tiga bentuk gerak dasar yakni gerak lokomotor, manipulatif, nonmanipulatif. Gerak lokomotor adalah gerak kasar yang dilakukan dan berpindah tempat karena adanya gerakan ini. Gerak manipulatif, gerakan yang memerlukan adanya koordinasi dengan ruang dan benda yang ada di sekitar. Gerak nonmanipulatif yakni gerak yang dilakukan tanpa menggunakan alat dan berpindah tempat. Ketiga gerak dasar tersebut dapat dilihat pada tabel.
Dasar-dasar keterampilan gerak.
Keterampilan Lokomotor
Keterampilan Manipulatif
Keterampilan Non Manipulatif
·       Jalan
·       Lari
·       Meloncat dengan alat
·       Meloncat kesamping
·       Mengejar
·       Meluncur
·       Lari-lari kecil atau lari-lari anjing
·       Melempar
·       Menangkap
·       Menendang
·       Melambungkan Bola
·       Memantulkan Bola
·       Memukul dengan raket
·       Memukul dengan alat pukul kayu.
·       Membelok
·       Berputar
·       Mengguling
·       Keseimbangan tubuh
·       Memindahkan berat tubuh
·       Melompat kemudian mendarat
·       Mengulurkan otot, misalnya merentangkan kedua tangan lurus kesamping sejajar pundak
·       Mengerutkan otot perut misalnya sit-up
Sumber : Delphie, 2006
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak maka berkembang pula kemampuan geraknya. Perkembangan kemampuan gerak anak disebut dengan perkembangan motorik.
Perkembangan motorik (motor development) adalah perubahan secara progresif pada kontrol dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang diperoleh melalui interaksi antara faktor kematangan (maturations) dan latihan atau pengalaman (experiences) selama kehidupan (Hildayani, 2009: 8,4). Sedangkan menurut Suyadi (2009) perkembangan motorik adalah perkembangan jasmani yang melibatkan koordinasi dari syaraf dan otot. Menurut Kriyanik (2012) perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa secara bertahap yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak dari tidak mampu menjadi mampu dan terampil.
Sedangkan Braja (dalam Wulansari, 2012) menyatakan bahwa perkembangan motorik merupakan suatu proses aktivitas individu dengan pertumbuhan yang terkoordinasi diantara jasmani, fisiologi, dan psikologi.
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik adalah proses perubahan kemampuan gerak secara bertahap, berkesinambungan dan sejalan dengan bertambahnya usia maka akan meningkat pula kemampuan gerak akibat dari pengalaman gerak yang diperoleh. Dari pengalaman tersebut terjadi perubahan dan perkembangan gerak dari keadaan sederhana, tidak terorganisasi, tidak terampil menjadi terampil, menuju kemampuan yang lebih kompleks dan terorganisasi dengan baik serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan gerak dalam kehidupan sehari-hari
Masa kecil merupakan masa yang ideal untuk mempelajari keterampilan motorik. Menurut Hurlock (dalam Arisya, 2012) ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut. Pertama tubuh anak lebih lentur dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga mudah bagi anak untuk mempelajari keterampilan motorik.  Kedua, anak belum memiliki keterampilan yang cukup sehingga mudah bagi anak untuk mempelajari keterampilan yang baru. Ketiga, rasa takut anak masih kecil dibanding dengan orang dewasa, anak akan mudah termotivasi untuk melakukan gerakan-gerakan karena mereka belum memiliki rasa takut yang terlalu besar. Keempat, anak tidak mudah bosan dengan hal yang diulangi-ulangi, berbeda dengan orang dewasa yang mudah bosan dengan pengulangan. Kelima, anak memiliki tanggungjawab yang lebih kecil daripada orang dewasa sehigga mereka memiliki waktu yang lebih untuk belajar mengasah keterampilan motorik mereka.
Perkembangan motorik merupakan aspek perkembangan yang dapat diamati. Menurut Santrock (2007) proses perkembangan motorik tidak dipengaruhi oleh gen dalam penyempurnaan urutan ketermpilan gerak anak akan sempurna dengan sendirinya, jadi proses perkembangan motorik bukanlah proses pasif melainkan proses aktif. Dalam memperoleh keterampilan gerak, individu secara aktif berinteraksi dengan lingkungan. Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf individu. Anak belum dapat menguasai gerakan-gerakan yang terampil sebelum otot dan syaraf benar-benar matang. Otot dan syaraf akan berkembang dan matang seiring dengan pengalaman gerak yang diperoleh.
Lebih lanjut Laura E. Berk (Suryadi, 2010) menjelaskan bahwa semakin bertambahnyausia anak maka akan bertambah pula kemampuan motoriknya. Hal ini disebabkan karena pengalaman dan keterampilan anak akan bertambah sehingga akan menambah kekuatan ototnya. Semakin kuatnya otot maka semakin baik anak dalam melakukan gerakan. Dalam mengembangkan keterampilan motorik diperlukan keterampilan mengingatdan mengalami.
Perkembangan motorik masing-masing individu berbeda satu sama lainnya. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau keterampilan motorik anak. keterampilan motorik ini dibagi dua jenis, yaitu keterampilan atau gerakan kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga dan keterampilan motorik halus atau keterampilan memanipulasi, seperti menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola, serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Audrey Curtis, 1998; Elizabeth Hurlock, 1956)
Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan. Elizabeth Hurlock (1956) mencatat  beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu yaitu:
1.     Melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar, dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
2.     Melalui keterampilan, motorik anak dapat beranjak dari kondisi “helplessness” (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang “independence” (bebas, tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan “self confidence” (rasa percaya diri)
3.     Melalui keterampilan motorik anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia prasekolah (taman kanak-kanak) atau usia kelas-kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
4.     Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan mengambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang “fringer” (terpinggirkan)
5.     Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan “self-concept” atau kepribadian anak.
Kemampuan motorik dibedakan menjadi 2 yakni motorik halus dan motorik kasar:
1.     Motorik Halus
Menurut Saputra (2005) motorik halus yakni kemampuan anak melakukan berbagai aktivitas dengan menggunakan otot-otot halusnya, seperti menggambar, menulis, menggenggam. Pada perkembangannya motorik halus berkembang seiring berkembangnya motorik kasar anak.
2.     Motorik Kasar
Motorik kasar adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besarnya (Saputra, 2005: 117). Sedangkan menurut Suyadi (2010: 68) gerak motorik kasar adalah gerak anggota badan secara kasar atau keras. Susanto (2011) menyebutkan bahwa motorik kasar yakni gerakan yang melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot besar.

B.    Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun
Dalam peraturan menteri pendidikan nasional No. 58 tahun 2009 menyebutkan tingkat perkembangan motorik kasar anak sebagai berikut:
Tabel 1.1 Tingkat pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini
Lingkup Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan
Usia 4 - < 5 Tahun
Usia 5 - < 6 Tahun
Fisik Motorik
Motorik Kasar
·       Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang dan sebagianya.
·       Melakukan gerakan menggantung (bergelayut)
·       Melakukan gerakan meloncat, melompat, dan berlari secara terkoordinasi.
·       Melempar sesuatu secara terarah
·       Menangkap sesuatu secara tepat
·       Melakukan gerakan antisipasi
·       Menendang sesuatu secara terarah
·       Memanfaatkan mainan di luar kelas.
·       Melakuakn gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
·       Melakukan koordinasi gerak kaki, tangan, kepala dalam menirukan tarian atau senam
·       Melakukan permainan fisik dengan aturan
·       Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
·       Melakukan kegiatan kebersihan diri


C.    Kondisi yang Mempengaruhi Laju Kemampuan Fisik Motorik Kasar
Saat anak mengenal kemampuan fisik motorik kasar perlu disesuaikan terlebih dahulu. Bila menurut Hurlock (1978:154) ada beberapa kondisi yang mempengaruhi laju kemampuan fisik motorik kasar pada anak:
1.     Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik kasar.
2.     Bila dalam awal kehidupan pascalahir tidak ada hambatan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat perkembangan motorik kasar anak.
3.     Kondisi pra-lahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sag ibu lebih mendorong kemampuan motorik kasar anak agar lebih cepat pada masa pasca-lahir, dari pada dengan kondisi pra-lahir yang tidak menyenangkan.
4.     Kelahiran yang sukar, khususnya pada kerusakan pada otak akan memperlambat kemampuan fisik motorik kasar anak.
5.     Adanya dorongan, rangsangan, dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat kemampuan fisik motorik kasar anak
6.     Cacat fisik, seperti kebutaan akan memperlambat kemampuan secara fisik motorik pada anak.


D.    Pengaruh Kemampuan Fisik Motorik Kasar Pada Anak
Kemampuan untuk mengendalikan tubuh sebagai tugas utama pada bidang ini. Menurut Hurlock (1978: 150) pengaruh kemampuan fisik motorik kasar yang berkaitan dengan kemampuan di bawah ini:
1.     Kesehatan yang baik
Kesehatan yang baik yang sebagian bergantung pada latihan penting bagi perkembangan dan kebahagiaan anak. apabila koordinasi motorik kasar sangat jelek sehingga prestasi anak di bawah standar kelompok sebayanya, maka anak memperoleh kepuasan yang sedikit demi kegiatan fisik dan kurang termotivasi untuk mengambil bagian.
2.     Emosional
Melalui latihan yang benar, anak dapat melepaskan tenaga yang tertahan dan membebaskan tubuh dari ketegangan, kegelisahan, dan keputusasaan. Kemudian mereka dapat mengendurkan diri secara fisik maupun psikologis.
3.     Kemandirian
Semakin banyak anak melakukan sendiri, semakin besar kebahagiaan dan rasa percaya atas dirinya. Ketergantungan, menimbulkan kekecewaan dan ketidakmampuan diri.
4.     Hiburan diri
Pengendalian motorik memungkinkan anak untuk berkecimpung dalam kegiatan yang akan menimbulakan kesenangan baginya meskipun tidak ada teman sebaya.
5.     Sosialisasi
Perkembangan motorik yang baik turut menyumbang bagi penerimaan anak dan menyediakan kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. keunggulan kemampuan fisik motorik kasar ini memungkinkan anak memainkan peran kepemimpinan.
6.     Konsep diri
Pengendalina motorik ini menimbulkan rasa aman secara fisik, yang akan melahirkan perasaan aman secara psikologis. Rasa aman psikologis pada gilirannya menimbulakan rasa percaya diri umumnya akan mempengaruhi perilaku anak.

E.    Peningkatan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Pada Anak
Menurut Hurlock (1978:158) bahwa kemampuan fisik motorik kasar, gerak tubuh bila kurang terkoordinasi dengan baik seperti pada bawah ini:
1.       Belajar Coba dan Gagal (Trial and Error)
Tidak ada bimbingan dan model untuk ditiru, menyebabkan anak melakukan tindakan yang berbeda secara acak. Cara tersebut biasanya menghasilkan keterampilan di bawah kemampuan anak.
2.       Meniru
Belajar dengan meniru atau mengamati suatu model, (orang tua atau anak tertua) lebih cepat daripada belajar dengan coba dan ralat, tetapi dibatasi oleh kesalahan yang terdapat pada model tersebut. Sebagai contoh, anak tidak dapat belajar berenang dengan baik, kalau yang ditiru adalah perenang yang jelek. Bahkan anak tersebut tidak mungkin menjadi pengamat yang efesien meskipun modelnya baik.
3.       Pelatihan
Belajar dengan bimbingan atau supervisi, pada waktu model memperlihatkan keterampilan-keterampilan dan memperlihatkan ketrampilannya dengan tepat dalam tahap awal belajar. Gerakan yang salah dan kebiasaan yang jelek sudah tertanam akan sukar untuk ditiadakan.



BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A.    PENYAJIAN DATA
Dalam penyajian data ini penulis akan menyajikan data anak secara lengkap dengan hasil observasi yang telaah dilakukan di TK Kartika IV-9 Surabaya Jalan Gajah Mada No. 1 Surabaya yang meliputi identitas anak didik sebagai berikut:
Kelompok A3
No.
Nama Peserta Didik
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Ari Teguh W
Cristina Yolanda 
Clarissa Lovelya R
Desvina Azna L
Fazza Atthaffun
Figo Mahardika
Gerald Sunjung K
Mohammad Rafi
M. Hamzah A
M. Raditya Putra T
M. Dyla’ulhaq
Najwan Khaliq S
Rafif Danar P.T
Rizqi F
Ridhotullah Yudha
Raj Kirani P.L
Sifa Mawaris
Safira Nawali
Tifano Zissu P.C
Vicky H.S
Yofi Yulian G.A.P
Zahrotul R.A
ü   




ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   



ü   

ü   

ü   
ü   
ü   
ü   










ü   
ü   
ü   

ü   

ü   

B.    ANALISIS DATA
Dalam analisis data ini, di ambil dari sampel penelitian yaitu kelompok A yang berjumlah 60 siswa. Berdasarkan hasil observasi dapat di deskripsikan bahwa kelompok A3 yang kurang memiliki antusiasme dalam mengikuti kegiatan senam pagi.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Dari data observasi di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kemampuan motorik kasar anak usia dini harus terus dilatih untuk memberikan stimulasi motorik kasar dengan baik, supaya tidak adanya keterlambatan dalam kemampuan motorik kasar anak usia dini. Motorik kasar sangat berpengaruh dalam kehidupan di masa depan seorang anak karena awal dari pergerakan seluruh tubuh yang terkoordinasi oleh otak sehingga menghasilkan gerakan yang baik.
Kemampuan motorik kasar anak usia dini dinilai pertumbuhannya baik ketika anak mulai dapat merangkak, berdiri, berjalan dan kemudian berlari. Kegiatan senam pagi ini menjadikan anak untuk memulai aktivitas dengan semangat dan bahagia.
B.    SARAN
Sebaiknya anak selalu dilatih dalam menggerakkan tubuhnya mulai usia dini sehingga dapat respon dalam tubuh anak. Ajak juga anak untuk mendengarkan musik dan melihat video senam anak sehingga anak dapat meniru dan mengekspresikan perasaan dirinya. 





DAFTAR PUSTAKA
Allen Eileen dan Lynn R. 2010. Perkembangan anak Prakelahiran hingga usia 12 tahun. Jakarta: Indeks.
Hurlock, Elizabeth B. 1998. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga
Santrock, John W. 2001. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
Saputra, yudha M. 2005. Perkembangan Gerak. Jakarta: Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah